“Waspadalah terhadap waktu luang, karena ia lebih banyak membuka pintu maksiat daripada syukur.” (Umar bin Khathab) Tiga kalimat sakti kerap kali terdengar dalam peringatan hari Soempah Pemoeda setiap tanggal 28 Oktober. Kok dibilang kalimat sakti? Soalnya pada hari kejadian…(mode suara seram: on) berkumpullah para pemuda dan pemudi dari berbagai pelosok Nusantara. Tapi untuk membulatkan tekad yang selama ini masih berbentuk persegi panjang. Agar para permuda bisa bersatu dan berjuang bersama demi kemerdekaan Ibu Pertiwi. Tekad itulah yang tercermin dalam tiga kalimat sakti Soempah Loe!, eh Soempah Pemoeda… Kalo kita baca tuh teks Sumpah Pemuda tanpa ekspresi, pastinya garing banget dong. Tapi coba kamu baca sambil merem terus bayangin gimana kuatnya keinginan para pemoeda jaman doeloe untuk mengambil perannya sebagai martir revolusi. Yap, sebagai ujung tombak perjuangan menuju gerbang kemerdekaan. Wuiih..heroik banget kan. Lantas, apa kabar pemuda dan pemudi masa kini yang lagi asyik ketawa-ketiwi sambil menikmati film laskar pelangi tanpa khawatir kena peluru nyasar atau kelilipan granat? Masih adakah semangat untuk menyambung tongkat estafet perjuangan? Yang Muda Yang Terlena Emang sih saat ini kita hidup bukan dijaman peperangan. Nggak harus manggul senjata, pake ikat kepala ala Rambo, atau bawa bambu runcing kemana-mana. Tapi, bukan berarti kita bebas dari penjajahan lho. Coba deh kamu sempetin pelototin tuh siaran berita di tipi atau baca surat kabar. Disana jelas-jelas diberitakan kalo banyak kekayaan alam kita yang dirampok oleh para investor asing. Kapitalisme yang jadi biangnya krisis begitu kuat mencengkeram ekonomi negara kita. Sampe-sampe pemerintah pun tak berkutik di bawah tekanan hutang luar negeri yang dikucurkan IMF atau Bank Dunia. Kita yang terkor. Harga BBM naik, ongkos pendidikan dan kesehatan mahal, minyak tanah langka, gas elpiji raib dari pasaran, harga kebutuhan pokok pun terus menanjak. Masih nggak nyadar juga? Wajar aja. Soalnya para penjajah juga nggak akan membiarkan para pemuda darpol darkum alias sadar politik dan sadar hukum. Biar mereka lebih leluasa menguras harta negara tanpa direcokin oleh aksi kritis para pemudanya. Untuk itu, para penjajah juga punya hadiah spesial untuk memalingkan perhatian kaum Muda. Mulai dari budaya hedonis yang memanjakan kenikmatan dunia, permissifisme yang membuka carakrawala kebebasan remaja, hingga budaya instan yang memancing remaja untuk selalu nyari jalan pintas. Coba tengok perilaku ekshibisionis yang menjangkiti para remaja en remaji masa kini. Lebih dari 500 video porno udah dibuat dan diedarkan di Indonesia. Kebanyakan video amatir hasil rekaman kamera ponsel. Dan parahnya, Sebanyak 90 % pembuat video porno itu berasal dari kalangan anak muda, dari SMP sampai mahasiswa. Sisanya dari kalangan dewasa. Demikian hasil penelitian seorang Sony Set. Praktisi pertelevisian sekaligus penulis buku bertajuk, “500 plus, Gelombang Video Porno Indonesia”. Premanisme remaja juga terlihat makin menggeliat. Aksi tawuran antar pelajar atau mahasiswa sering terlihat dalam siaran berita. Ngeri banget deh. Udah kaya perang kolosal aja. Beraninya keroyokan sambil bawa persenjataan lengkap. Mulai dari tongkat kayu, sabuk yang ujungnya dipasangin gear roda, sampe senjata tajam seperti peniti atau gunting kuku. Ups, maksudnya pisau belati atau samurai. Kini, premanisme pelajar merembet ke dalam urusan gank seperti yang dilakukan anggota Gank cewek ‘Naro’ di Pati, Jawa Tengah. Atau aksi kekerasan yang dilakukan senior terhadap junior seperti yang terjadi di SMA N 70 Bulungan, Jakarta. Kedekatan remaja dengan narkoba dan lintingan tembakau pun semakin lengket. Menurut Ketua Tim Kampanye Antinarkoba bersepeda 40 kota Jakarta-Bali, Willy G Kurniadi, “75 % pengguna narkoba adalah remaja berusia antara 15-25 tahun dan jumlah tersebut cenderung terus mengalami kenaikan setiap tahunnya.” (wawasandigital.com, 08/07/08). Dan menurut Global Youth Tobacco Survey (GYTS) WHO tahun 2007, jumlah perokok anak usia 13-18 tahun di Indonesia menduduki peringkat pertama di Asia. Bahkan tiga dari sepuluh pelajar SMP di Indonesia (30,9%) mulai merokok sebelum umur 10 tahun. (Republika, 02/03/08). Bolong-bolong dah tuh paru-paru! Emang banyak juga remaja yang nggak ikut-ikutan pake narkoba, ngisep nikotin, atau terjun ke dunia seks bebas. Sayangnya mereka lebih milih kegiatan yang memanjakan diri sendiri dibanding upaya mendongkrak produktifitasnya untuk hal yang bermanfaat. Mereka berlomba-lomba meraih popularitas lewat jalan pintas dalam audisi pencarian bakat. Atau ngisi waktu luang dengan nongkrong di pinggir jalan, hang out ke arena dugem, atau ngetem di depan playstation. Padahal, seorang pemikir dari Beirut, Musthafa Al Ghalayaini berkata: “Adalah terletak di tangan para pemuda kepentingan umat ini, dan terletak di tangan pemuda juga kehidupan umat ini.” Kebayang gak sih, gimana wajah Ibu Pertiwi kelak di masa depan kalo kader-kader pemimpinnya saat ini sibuk dengan urusannya sendiri. Waktu hidupnya lebih banyak dipake buat ngejar kesenangan dunia. Duitnya yang pas-pasan dituker ama karcis konser musik musisi idola. Fisik dan nyalinya yang kuat dijadikan modal tawuran. Jiwa mudanya diperas abis-abisan untuk meraih popularitas. Dan isi kepalanya banyak dicekokin content yang berbau pornografi dan pornoaksi. Boro-boro mikirin nasib bangsa dan negara yang tengah dijajah oleh negara-negara maju. Kasian deh Ibu Pertiwi. Yang Muda Yang Berjasa Waktu itu tahun 92 H/711M. Pasukan Muslim di bawah pimpinan Panglima muda berusia 25 tahun bela-belain menyebrangi selat Gibraltar (Jabal Thariq) biar bisa sampe di Spanyol. Atas pertolongan Allah, pasukan raja Rhoderick (Spanyol) yang berkekuatan 100.000 pasukan tumbang di tangan pasukan Muslim yang hanya berjumlah 7000 plus 5000 pasukan tambahan. Kamu tahu siapa panglima muda itu, dialah Thariq bin Ziyad yang membuka penyebaran Islam di negeri matador Spanyol. Dulu, waktu Rasul saw masih hidup, beliau pernah bersabda: “Kota Konstantinopel akan jatuh ke tangan Islam. Pemimpin yang menaklukkannya adalah sebaik-baik pemimpin dan pasukan yang berada di bawah komandonya adalah sebaik-baik pasukan.” [H.R. Ahmad bin Hanbal Al-Musnad 4/335]. Kamu tahu pren, Konstantinopel adalah basis kekuatan Nasrani yang yang dikuasai oleh Kaisar Heraklius. Makanya Allah swt dan Rasul-Nya begitu memuliakan orang-orang yang ikut andil menumbangkan Konstantinopel. Setelah beberapa kali gagal, tujuh abad kemudian kaum Muslimin berhasil menaklukkan Konstantinopel atas petolongan Allah swt. Tepatnya pada hari Selasa tanggal 20 Jumadil Ula 857 H bertepatan tanggal 29 Mei 1453 M, melalui tangan seorang pemuda yang baru berusia 23 Tahun. Dialah sebaik-baiknya pemimpin seperti disebutkan dalam hadits Rasul di atas. Pemuda itu adalah Sulthan Muhammad Khan (Al-Fatih) putera Sulthan Murad II. Pren, Thariz bin Ziyad atau Muhammad al-Fatih hanya dua gelintir aja pemuda Islam yang oke banget. Bukan karena fisiknya yang macho atau wajahnya yang cute. Tapi karena kontribusinya yang begitu besar dalam penyebaran Islam. Selain mereka, sejarah Islam mencatat pemuda-pemuda yang nggak kalah okenya. Diantaranya Ali bin Abi Thalib (8), Thalhah bin Ubaidillah (11), al Arqam bin Abil Arqam (12), Abdullah bin Mas’ud (14), Sa’ad bin Abi Waqash (17), Umar bin Khatthab (26), Ja’far bin Abi Thalib (18), Zaid bin Haritshah (20), atau Mushab bin Umair (24). Emang udah seharusnya pemuda-pemudi maupun remaja-remaji muslim nggak cuman mikirin diri sendiri. Tapi jadi ujung tombak perubahan ke arah yang lebih baik sebagai agen of change. Yuk! Ambil Peran Itu Guys! Pren, kini saatnya kita tunjukkan pada dunia. Kalo remaja bukan cuman bisa hura-hura. Remaja juga bisa berkarya nyata sesuai dengan kebisaan kita dan berjasa bagi bangsa, negara, dan agama. Tapi sorry, kita bukannya nyari popularitas lho. Apalagi bawa-bawa pesan sponsor. Nggak lah yauw. Dari awal kita niatkan cuman ridho Allah yang jadi tujuan setiap amal baik kita. Emang nggak mudah mengawalinya. Tapi kita yakin pasti bisa. Cuman satu yang kita perluin sekarang, kemauan yang keras untuk menjadi duplikatnya Thariq atau al-Fatih. Ibnu Abbas r.a. berkata: “Tidak ada seorang Nabi pun yang diutus Allah, melainkan ia (dipilih) dari kalangan pemuda saja (yakni antara 30 - 40 tahun). Begitu pula tidak ada seorang ‘alim pun yang diberi ilmu, melainkan ia (hanya) dari kalangan pemuda saja. Kemudian Ibnu Abbas r.a. membaca firman Allah swt. dalam surat Al Anbiya ayat 60: “Mereka berkata: ‘Kami dengar ada seorang pemuda yang mencela berhala-berhala ini yang bernama Ibrahim.\" (Tafsir Ibnu Katsir III, halaman 183). Kemauan yang kuat udah tentu nggak datang dengan sendirinya. Tapi dibangun dari sebuah pemahaman yang menyulap keraguan kita menjadi kebulatan tekad. Semangat kita jadi nggak setengah-setengah, tapi basah kuyup sekalian. Untuk melahirkan kemauan yang keras, mau nggak mau kita mesti bergerak. Karena berdiam diri hanya akan membekukan hati dan memasung langkah kita. Untuk itu, hal pertama yang mesti kita perbuat adalah nuntut ilmu. Yap, dengan belajar Islam, kita jadi tambah wawasan Islam, tahu kondisi umat Islam, dan makin mengenal kemuliaan aturan hidup Islam. Informasi ini yang memancing alam pikiran kita untuk mencari tahu ada apa dengan umat Islam yang hidup terjajah. Sehingga kita memahami mestinya ada yang bergerak untuk menyadarkan umat. Ada yang kudu berani menjadi martir revolusi yang membakar semangat umat untuk mengembalikan kejayaan Islam dan kaum Muslimin. Disitulah peran kita sebagai pemuda. Menjadi martir revolusi! Hal kedua yang nggak kalah pentingnya adalah mengaitkan perilaku di dunia dengan kehidupan akhirat kelak. Ini yang akan menjaga kemauan keras kita agar tetap dijalur yang benar. Karena setiap detik yang kita lalui, itu ada itung-itungannya di hari perhitungan nanti. Dengan begitu, kita akan lebih waspada dengan godaan materi atau popularitas yang bisa menyeret kita masuk dalam kubangan dosa. Imam Asy Syafii mengatakan: \"Sesungguhnya kehidupan pemuda itu, demi Allah hanya dengan ilmu dan takwa (memiliki ilmu dan bertakwa), karena apabila yang dua hal itu tidak ada, tidak dianggap hadir (dalam kehidupan).\" Nah pren, kita pastinya nggak pengen masa muda kita habis nggak jelas gitu lantaran terhanyut budaya sekuler yang mengejar kesenangan dunia. Kita juga nggak rela dong nasib umat Islam dan kita menderita akibat penjajahan. Makanya wajar kalo kita-kita yang masih muda, kuat, dan cakep ini mesti ambil peran sebagai agen of change. Untuk kebaikan Islam dan kaum Muslimin. Jangan tunggu esok. Jangan liat orang lain. Mulai hari ini, ikut ngaji. Pake aturan hidup Islam. Dan jadilah seorang martir revolusi. Kalo bukan kita siapa lagi! [hafidz341/syabab.com]

XtGem Forum catalog