Disneyland 1972 Love the old s
Alhamdulillah, selamat yah buat temen-temen SMA yang berhasil lulus UN 2010. Sekali lagi saya ucapkan selamat. Tapi inget, perjuangan kalian belum selessai. Justru perjuangan sebenarnya akan lebih terasa ketika temn-temen semua lulus UN SMA. Tapi, buat temen –temen yang belum berhasil untuk UN tahun ini, saya ucapkan tetap;ah berjuang. Ga lulus bukan akhir dari segalanya. Jalan kalian masih jauh membentang. So, tetep semangant yah sobat muda semua. Pasti Allah tengah memberikan kalian jalan yang lain untuk meraih kesuksesan. Nah, tahu ga kalo buletin tercinta kita kali ini mau bahas apaan. Kalo kalian baca judulnya pasti juga udah tahu. (hehehe. Kan memang itu tujuan dikasih judul) Yup, tentang TKI (Tenaga Kerja Indonesia) atau yang lebih sering kita kenal dengan TKW alias Tenaga Kerja Wanita. Karena kebanyakan tenaga kerja kita terutama yang bekerja di luar negeri adalah wanita. Kita bahas TKI disini adalah TKI yang bekerja di luar negeri, bukan TKI yang bekerja di dalam negeri. Bahkan nih, saking terkenalnya udah ada film tentang TKI lho. Minggu Pagi di Victoria Park, itu judulnya. Katanya sih, film ini terilhami oleh kehidupan para TKI yang bekerja di Hongkong. Nah, Victoria Park itu adalah nama sebuah taman yang digunakan oleh para TKI setiap minggu pagi untuk bertemu untuk sekedar berbagi cerita tetang kampung halaman atau tentang pekerjaan mereka. Terus apa yang mau di bahas tentang TKI disini? Nah, kalo kalian bertanya seperti itu. Baca aja terus buletin tercinta kit ini yah. TKI oh TKI TKI atau Pahlawan Devisa, setidaknya itulah gelar yang telah disematkan kepada mereka lantaran begitu bnyak pemasukan Negara dari sekor pelayanan TKI ini. Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar menjelaskan, jumlah TKI yang bekerja di Malaysia mencapai 1,2 juta orang, dari total penempatan di seluruh negara yang sebanyak 2,679 juta TKI. Sementara, negara Arab Saudi menempati urutan kedua terbesar yakni sebanyak 927 ribu TKI. \"Pemasukan devisa yang dihasilkan dari remitansi yang dikirimkan TKI hingga akhir tahun 2009 mencapai Rp 60 triliun (US$ 6,615 miliar),\" kata Muhaimin di Jakarta, Minggu, 28 Februari 2010. (Vivanews.com/1 Maret 2010) Bahkan pemasukan dari TKI ini merupakan salah satu pemasukan terbesar Negara dan menempati urutan kedua setlah sektor Migas. Tapi tak hanya Indonesia yang memperoleh pemasukan dari para TKI ini. Simak saja, anak perusahaan Telekom Malaysia Bhd mendapatkan pemasukan 25 juta ringgit per bulan. Berdasarkan riset Celcom, pekerja Indonesia menghabiskan uangnya untuk komunikasi seluler antara 90-100 ringgit per bulan atau Rp 250.000-285.000 per bulan. (Kompas.com/25 Oktober 2009) Tapi ternyata bila kita bandingkan dengan keuntungan yang begitu besar dari para TKI dengan jaminan yang mereka dapatkan masihlah kurang. Masih ingat kan tentang kisah TKI yang dapat perlakuan kasar dari majikannya. Tapi anehnya, itu tak membuat jumlah TKI ini berkurang. Tanya kenapa? Mau tahu jawabannya? Baca terus yah. Ada api ada asap. Memang gak salah pepatah itu, karena kalo ada api kan pasti keluar asap. (hehehe.. bercanda) Maksudnya, ga bakal ada akibat kalo ga ada seababnya. Nah, setidaknya ada beberapa factor yang menyebabkan para TKI ini memberanikan diri untuk merantau ke negeri seberang. Pertama, rendahnya tingkat pendidkan yang mereka dapat. Bagaimana tidak, kalo kta perhatikan banyaknya lowongan kerja di media cetak atau media elektronik. Begitu banyak lowongan pekerjaan tapi mebutuhkan syarat pendidikan min. merupakan lulusan SMA atau S1. Akhirnya bagi mereka yang hanya lulusan SMP harus mau bekerja seadanya dan jumlah pengahsailan yang minim pula. Kedua, lapangan kerja yang terbatas dan biaya hidup yang begitu mahal. Lengakap sudah, bgi mereka yang tidak mampu melanjutkan jenjang pendidikan yang lebih tinggi harus rela dengan lowongan pekerjaan yang ada dengan gaji yang seadanya pula. Tapi permasalahn selanjutnya meskipun mereka akhirnya bekerja, kita perhatikan bagaimana mahalnya biaya hidup sekarang ini. Dan kalian bsa simpulkan, ketika dengan penghasilan yang begitu rendah dan biaya hidup yang kian melambung. Lalu ada tawaran untuk bekerja dengan gaji yang bias dikatakan tinggi kalo kita kurs kan ke Rupiah, hanya saja tempat kerja itu di luar negeri. Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar menjelaskan, jumlah TKI yang bekerja di Malaysia mencapai 1,2 juta orang, dari total penempatan di seluruh negara yang sebanyak 2,679 juta TKI. (Vivanews.com/1 Maret 2010) Lantas apa solusi yang bias kita berikan. Kita ga bias donk hanya mengkritik tanpa memberikan solusi untuk menyelesaikannya. Tenang sobat, kalo solusi yang kalian minta. Insya Allah ini yang kita berikan. Simak terus yah. Islam Solusinya ! Kalo kita bicara soal solusi, kita perlu tahu potensi yang kita miliki. Pertanyaan selanjutnya, apakah potensi kita mampu menyelesaikan itu semua? Jawabannya : Sangat mampu ! Coba perhatikan, produksi minyak pada tahun ini 2009 sebesar sekitar 300 juta barrel. Apabila minyak tersebut dikelola sendiri oleh Negara dengan asumsi harga minyak sebesar 80 dolar per barrel akan mendatangkan penerimaan sebesar Rp 224,5 trilyun. Seandainya produksi minyak dapat ditingkatrkan tiga kali lipat, maka akan didapat lebih kurang angka Rp 647 trilyun. Selain minyak, Indonesia juga memilki poensi besar pertambangan berupa emas, perak, tembaga, batu bara dan mineral lainnya. Melaui anak perusahaan PT. Freeport Indonesia pada tahun 2009 telah “melarikan” emas ke luar negeri kurang lebih sebanyak 256 ribu kilogram atau senilai dengan Rp 77 trilyun dan tenbaga sebanyak 1.142 juta pound atau senilai dengan Rp 19 trilyun. Dengan hampir Rp 100 trilyun potensi penerimaan emas dan tembagadari lokasi tambang Gasberg, Papua. Itupun angka yang didapat dari angka yang dilaporkan seara resmi PT. Freeport dan belum termasuk mineral lainnya. Ada kemungkinan besar angka yang sebenarnya jauh lebih besar hingga dua kali atau tiga kali lipat. Sementar pertambangan emas Martabe, Sumatera Utara, memiliki potensi emas yang dapat di eksplorasi sebanyak kurang lebih 250 ribu ons/tahun atau senilai dengan Rp 7.5 trilyun. Selain itu terdapat pula potensi tembaga 104 ribu ton/tahun. Apalagi seandainya seluruh potensi pertmabangan dikelola Negara, angka RP 1.000 – Rp 2.000 trilyun tidaklah sulit. Angka tersebut dapat diperoleh dari sumber-sumber migas, pertambangan emas, perak, tembaga, batubara, bijih besi, dll. (Media Umat, Edsis 34 hal.7) Ini belum termasuk potensi pendapatan dari kehutanan dan perikanan lho sobat. Dari sebegitu besarnya potensi yag kita kita dari sektor SDA mampu bahkan sangat mampu untuk menyelesaikan tidak hanya permasalahan TKI tapi juga permasalahan yang lainnya. Hanya saja kita perlu cermati, semua ini tidak akan bias kita lakukan bila menggunakan sistem yang ada. Cukuplah kasus penggelapan pajak, korupsi, skandal Century bahkan suap menyuap. Itu semua bukti kebobrokan sistem ini. Dan sistem ini harus diganti. Terus gantinya? Islam ! Ya, Islam. Kita bisa menglola potensi negeri ini dengan maksimal bila Islam yang kita terapkan. “Apakah hukum jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin.” (TQS. Al-Maidah : 50) Masalah terselesaikan,kita masih dapat bonus lho. Karena penerapan hukum Allah adalah merupakan salah satu bentuk ketakwaan kita kepada Allah. “Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi.” (TQS. Al-A’raf : 96) Dan ini adalah tugas kita bersama untuk terwujudnya penerapan sistem Islam di negeri ini dan seluruh dunia. Caranya, mulai dari diri kita mengkaji Islam tidak hanya sebatas tentang ibadah ritual tapi juga tentang hukum Islam tentang kepengurusan Negara. Tapi tidak hanya mengkaji, kita juga harus mendakwahkannya. PAS (Pahami Amalkan Sebarkan). Selamat berjuang. n_n (YZ)